Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan objek buatan komputer, baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi, ke dalam lingkungan nyata pengguna secara real-time. Dengan menggunakan AR, objek-objek virtual ditampilkan di atas dunia nyata, menciptakan persepsi baru yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka.
Istilah “Augmented Reality” pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Caudell dan David Mizell pada tahun 1990 ketika mereka bekerja di Boeing (Wikipedia). Pada saat itu, AR didefinisikan sebagai integrasi gambar-gambar virtual ke dalam dunia nyata. Sejak saat itu, pengertian AR telah berkembang dan dikemukakan oleh banyak ahli dalam berbagai cara.
Cara Kerja Argument Reality
Augmented reality dimulai dengan menggunakan perangkat seperti smartphone, tablet, atau kacamata pintar yang memiliki kamera dan perangkat lunak AR. Ketika pengguna melihat objek melalui perangkat, perangkat lunak akan mengenali objek tersebut melalui teknologi visi komputer yang menganalisis aliran video.
Selanjutnya, perangkat akan mengunduh informasi tentang objek dari cloud, mirip dengan cara browser web memuat halaman melalui URL. Namun, informasi dalam AR disajikan dalam pengalaman 3-D yang ditampilkan pada objek, bukan hanya dalam bentuk halaman 2-D di layar. Dengan demikian, pengguna melihat kombinasi antara dunia nyata dan elemen digital.
AR dapat menyajikan data real-time yang berasal dari produk dan pengguna dapat mengontrolnya melalui layar sentuh, suara, atau gerakan. Contohnya, pengguna dapat menyentuh tombol atau memberikan perintah suara untuk mengontrol objek melalui cloud. Operator yang menggunakan headset AR dalam industri dapat melihat data overlay tentang kinerja robot dan mengakses kontrolnya.
Tampilan AR akan secara otomatis menyesuaikan ukuran dan orientasinya saat pengguna bergerak. Informasi baru akan muncul sementara yang lain akan tersembunyi. Dalam pengaturan industri, pengguna dengan peran yang berbeda dapat melihat objek yang sama dengan pengalaman AR yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Model digital 3-D yang ada di cloud, yang dikenal sebagai “kembaran digital,” berfungsi sebagai penghubung antara objek yang cerdas dan AR. Model ini dibuat selama pengembangan produk atau dengan menggunakan teknologi pemindaian objek fisik. Kembaran digital mengumpulkan informasi tentang objek untuk mencerminkan realitas produk saat ini. Perangkat lunak AR menggunakan kembaran digital ini untuk secara akurat menempatkan dan mengatur informasi terkini tentang objek.
Jenis Argument Reality
Jenis-jenis AR
Terdapat empat jenis augmented reality yang paling populer: marker-based, marker-less, projection-based, dan superimposition-based AR.
a.Marker-based AR
AR berbasis marker (juga dikenal sebagai “pengenalan gambar”) membutuhkan adanya marker – seperti foto, kode QR, atau hal serupa – untuk memulai animasi AR.Perangkat akan memindai marker menggunakan kamera dan menghitung posisi tumpang tindih. Marker tersebut tidak bergerak, sehingga pengguna dapat bergerak dan memeriksa objek dalam bentuk 3D dari berbagai sudut pandang.
b.Projection-based AR
Seperti namanya, AR berbasis proyeksi memvisualisasikan gambar digital ke dalam ruang fisik. Ini menggunakan cahaya sintetis untuk menampilkan visual pada permukaan.AR ini dapat interaktif – contohnya adalah proyeksi keyboard digital yang memungkinkan pengguna mengetik. Namun, AR ini juga dapat bersifat non-interaktif.Tampilannya dapat menyerupai hologram – proyeksi cahaya objek di mana Anda juga dapat melihat posisi dan kedalaman objek tersebut.
c.Marker-less AR
Augmented reality tanpa marker tidak memerlukan adanya marker yang ditempatkan pada titik tetap di ruang.Penempatan objek virtual didasarkan pada lingkungan fisik nyata pengguna.Pendeteksian dan pemetaan lingkungan yang akurat membutuhkan teknologi yang lebih canggih dibandingkan AR berbasis marker, seperti GPS atau kompas. AR ini juga dikenal sebagai AR berbasis lokasi, karena menambahkan informasi berdasarkan area tertentu.
d.Superimposition-based AR
AR berbasis superimposisi menggantikan sebagian atau seluruh objek fisik dalam tampilan dengan objek augmented.Pengenalan objek memainkan peran penting dalam hal ini, karena aplikasi harus dapat mengenali objek apa yang akan ditampilkan.Contohnya, ini digunakan dalam bidang kedokteran di mana dokter dapat melihat tampilan sinar-X dari tulang patah pasien pada gambar nyata atau melokalisasi pembuluh darah dengan lebih baik.
Komponen Penting Argument Reality
Teknologi Augment Reality terus mengalami perkembangan yang pesat, namun ada beberapa elemen penting yang diperlukan agar AR dapat beroperasi dengan baik.
a.Sensor
AR bergantung pada sensor untuk memahami lingkungan sekitarnya. Dengan menggunakan kombinasi GPS, accelerometer, dan gyroscope, aplikasi AR dapat menentukan dengan akurat posisi Anda dan arah yang Anda hadapi.Dari situ, mereka dapat menumpangkan konten digital di atas dunia nyata. Tanpa sensor, AR tidak akan mungkin ada.
b.Algoritma
Algoritma bertanggung jawab dalam memetakan dunia fisik dan menentukan di mana konten digital harus ditempatkan.Merancang algoritma yang dapat memetakan dunia dengan akurasi merupakan sebuah tantangan. Dunia terus berubah, dan begitu pula algoritma yang menggerakkan AR.
c.Perangkat Output
Perangkat output memberikan informasi kepada pengguna mengenai dunia virtual yang dibuat. Perangkat output yang paling umum digunakan adalah head-mounted display (HMD).
d.Teknologi AR membutuhkan perangkat output yang ringan namun dapat memberikan gambar dan video dengan resolusi tinggi tanpa memberikan tekanan berlebih pada leher atau mata pengguna.
Penerapan Teknologi Argument Reality
Berikut adalah beberapa penerapan teknologi Augmented Reality (AR):
- Aplikasi AR pada Smartphone – Banyak aplikasi AR yang tersedia di platform smartphone, seperti filter wajah yang dapat menambahkan elemen-elemen digital seperti kacamata atau topi saat Anda menggunakan kamera depan.
- Kacamata Pintar AR – Kacamata pintar seperti Microsoft HoloLens atau Google Glass menggabungkan elemen digital dengan pandangan dunia nyata. Mereka memungkinkan pengguna untuk melihat informasi tambahan, visualisasi data, atau objek digital yang ditampilkan dalam lingkungan nyata.
- Layar Proyeksi AR – Teknologi proyeksi AR memungkinkan projeksi gambar atau objek digital ke permukaan fisik, seperti meja atau dinding. Ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan elemen-elemen digital secara langsung.
- AR dalam Industri – AR digunakan dalam industri untuk tujuan pelatihan, perakitan, atau pemeliharaan peralatan. Contohnya adalah penggunaan AR dalam sektor otomotif, di mana mekanik dapat melihat instruksi langkah-demi-langkah yang tumpang tindih pada bagian mobil yang harus diperbaiki.
- AR dalam Pendidikan- Dalam konteks pendidikan, AR digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa. Misalnya, aplikasi AR dapat menampilkan model 3D dari organ tubuh manusia, memungkinkan siswa untuk menjelajahi dan mempelajari organ-organ tersebut secara interaktif.
- AR dalam Permainan- Industri game telah mengadopsi AR untuk menciptakan pengalaman bermain yang lebih imersif. Contohnya adalah permainan Pokemon Go, di mana pemain dapat melihat karakter Pokemon yang ditampilkan di dunia nyata menggunakan kamera smartphone mereka.
- AR dalam Pariwisata – AR digunakan dalam industri pariwisata untuk memberikan informasi tambahan dan pengalaman interaktif kepada pengunjung. Misalnya, aplikasi AR dapat memberikan panduan wisata secara langsung saat pengunjung berada di depan objek wisata.