Empat cara Mengenalkan Teknologi pada Anak Usia Dini
1 – Kenali kebutuhan anak
Setiap anak memiliki kecenderungan bervariasi terhadap produk teknologi. Ada yang sangat suka, sekadar suka, atau malah tidak terlalu suka terhadap peranti canggih yang mereka lihat. Namun kadar kesukaan tersebut menjadi pijakan untuk menentukan jenis konten apa yang layak kita suguhkan bagi anak-anak. Faktor pertama yang mesti diperhatikan adalah usia anak. Berbeda usia, berbeda pula preferensi dan kebutuhan mereka terhadap akses teknologi.
Kendati mulai bermunculan konten aman di Internet yang bisa diakses lewat gawai digital, saya pribadi berpendapat 5 tahun adalah usia ideal untuk dikenalkan kepada teknologi. Bumi anak bungsu kami sudah piawai membaca dan menulis pada usia ini dan menjadi modal dasar untuk berinteraksi dengan teknologi canggih. Kemampuan membaca akan mempengaruhi daya tangkap terhadap materi atau instruksi konten yang diakses. Hobinya mengamati aneka truk dan mesin berat lalu menggambarnya. Informasi ini sangat penting untuk kami gunakan sebagai pedoman tentang materi apa yang perlu kami sediakan guna mendukung skill-nya.
2 – Instal aplikasi pendukung
Langkah berikutnya adalah memasang aplikasi yang tepat guna mendukung kreativitas anak. Pertama, aplikasi bermain atau games. Tak dapat dimungkiri, anak-anak hampir semuanya doyan aneka permainan, baik secara fisik maupun versi digital. Di jagat maya maupun app store, ada banyak sekali permainan yang bisa kita pilih sesuai kebutuhan anak. Entah murni hiburan maupun game yang mengasah ketangkasan, dua-duanya bermanfaat untuk perkembangan otak si kecil. Hanya saja tentu harus dibatasi melalui kesepakatan bersama sebab konsumsi berlebih hingga kecanduan juga berbahaya.
Kedua, menginstal aplikasi khusus yang dirancang untuk mempertajam keterampilan atau bakat si kecil. Si bungsu yang baru berusia 6 tahun, misalnya, sangat menyukai mesin-mesin berat terutama truk dan trailer. Setiap hari entah berapa kertas yang ia habiskan untuk menuangkan kegemarannya menggambar. Katanya kelak ingin jadi engineer di sebuah pabrikan asal Eropa. Kami memfasilitasinya dengan menginstal aplikasi yang memungkinkan dia berkreasi dengan bentuk dan warna. Lewat aplikasi tersebut ia mendapat wadah untuk menyalurkan setiap ide dan kreativitas secara bebas.
Ketiga, aplikasi untuk membangun kemampuan berbahasa. Sebagai digital natives, dua anak kami memang mengenal teknologi sejak dini. Maka kesempatan itu tidak kami sia-siakan begitu saja. Kami manfaatkan ketertarikan mereka pada kecanggihan gawai dengan memasang aplikasi pelajaran bahasa Inggris. Sejak awal kami informasikan kepada mereka bahwa profesi engineer atau apa pun mensyaratkan penguasaan bahasa asing yang memadai agar memuluskan perjalanan studi dan karier. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional tak mungkin dilewatkan sebagai bahasa wajib untuk dikuasai. Kini tersedia ratusan aplikasi bahasa Inggris dengan visual menarik dan pengoperasian yang praktis—dijamin bakal disukai anak-anak.
3 – Pasang parental lock
Dunia maya ibarat belantara sangat luas dengan berbagai penghuni dan perangai. Interaksi yang bebas antarpengguna memungkinkan terjadinya komunikasi intensif nyaris tanpa hambatan, kecuali kendala bahasa jika berlainan negara. Sebagaimana media lainnya, Internet bisa menjadi berkah atau bencana. Di satu sisi, ia menawarkan jutaan kemungkinan bagi penggunanya untuk berkembang dan menambah pengetahuan. Namun di sisi lain, banyaknya kemungkinan tersebut juga membuka pintu menuju penyalahgunaan demi keuntungan sepihak orang-orang tak bertanggung jawab.
Cyber bully, atau perundungan di Internet, bisa terjadi begitu mudah baik melalui tulisan maupun video. Terbukanya akses terhadap dunia global juga berisiko munculnya konten-konten negatif yang tidak layak dinikmati oleh anak-anak usia dini. Video-video pornografis masih beredar luas yang bisa dengan mudah dibuka hanya dengan beberapa ketukan jari. Oleh karena itu, orangtua perlu memasang parental lock pada gadget yang dipakai anak—untuk memberi batas mana konten yang boleh dan tidak boleh diakses. Produsen gadget kini makin serius dengan menyediakan fitur penting seperti parental lock atau content control seperti ini.
4 – Edukasi dan asistensi
Meski sudah dipasang parental lock dan aplikasi yang konstruktif, bukan berarti anak bisa bebas menggunakan gadget sesuka hati. Selain menyepakati screen time alias waktu berada di depan layar gadget, orangtua perlu membekali mereka dengan pengetahuan tertentu tentang bagaimana memanfaatkan kemajuan teknologi dengan bijak. Berikan tips atau langkah-langkah bagaimana menghadapi interaksi di dunia maya seandainya mereka berhadapan dengan netizen atau pengguna Internet lain.
Yang lebih utama, sesekali dampingilah anak sewaktu mereka mengakses Internet di gadget sebab lewat momen kebersamaan itu kita bisa menyuntikkan pelajaran penting sekaligus membangun bonding antara orangtua dan anak. Anak merasa diperhatikan namun tidak dikekang sebab kita memberi panduan, bukan larangan. Lewat cara ini kita bisa membantu mereka saat menemukan masalah atau hambatan, baik bersifat teknis maupun seputar kiat-kiat menggunakan teknologi lalu mencari solusinya bersama-sama.
Kenapa Penting?
Pentingnya pengenalan teknologi pada anak usia dini bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban. Mengapa? Sebab jika tidak dikenalkan sejak awal, maka sangat mungkin mereka akan mencari tahu melalui teman atau lingkungan di luar rumah yang belum tentu produktif untuk perkembangan jiwanya yang masih belia. Lebih-lebih jika mereka mengakses kemajuan teknologi tanpa pengawasan atau pendampingan orangtua.