Saat ini, teknologi informasi telah menjadi bagian penting dalam menjalankan bisnis. Oleh karena itu, keamanan sistem informasi menjadi hal yang sangat krusial. Namun, bagaimana caranya untuk memastikan bahwa sistem informasi kita benar-benar aman? Jawabannya adalah dengan melakukan audit sistem informasi.
Pengertian Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi merupakan sebuah proses yang melibatkan pengumpulan dan penilaian bukti-bukti untuk menilai apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya secara efisien. Auditing sendiri adalah sebuah proses sistematik yang objektif untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai pernyataan tindakan dan transaksi yang bernilai ekonomi, dengan tujuan memastikan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan hasil dari audit ini kemudian dikomunikasikan kepada para pemangku kepentingan yang terkait.
Tujuan dari Audit Sistem Informasi
Tujuan dari Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama dari ketatakelolaan, yaitu:
- Kesesuaian (Conformance)
Pada kelompok tujuan ini, audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian, yaitu kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), ketersediaan (availability), dan kepatuhan (compliance). Tujuan ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem informasi suatu organisasi memenuhi standar dan peraturan yang berlaku serta menjaga keamanan dan kerahasiaan data yang dimiliki.
- Kinerja (Performance)
Pada kelompok tujuan ini, audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu efektivitas (effectiveness), efisiensi (efficiency), dan kehandalan (reliability). Tujuan ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem informasi suatu organisasi dapat digunakan secara optimal untuk mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan dengan cara yang efektif, efisien, dan dapat diandalkan.
Tahapan Audit Sistem Informasi
Tahapan Audit Sistem Informasi meliputi beberapa langkah sebagai berikut:
a.Perencanaan Audit (Planning The Audit)
Langkah pertama dalam audit sistem informasi adalah perencanaan, yang melibatkan investigasi klien untuk menentukan pekerjaan audit yang dapat diterima, menempatkan anggota audit, dan membuat perjanjian audit. Selain itu, analisis prosedur bisnis klien dan identifikasi risiko audit juga dilakukan.
b.Pengujian Pengendalian (Test Of Controls)
Tahap ini melibatkan pengujian kontrol resiko pada level maksimal sebagai acuan untuk pengurangan biaya testing. Evaluasi yang lebih detail diperlukan untuk memastikan identifikasi kontrol berjalan efektif.
c.Pengujian Transaksi (Test Of Transaction)
Pihak auditor memanfaatkan test atas transaksi untuk mengevaluasi apakah ada kesalahan atau proses yang tidak biasa dalam kegiatan transaksi yang dapat mengakibatkan kesalahan pencatatan material di dalam laporan keuangan.
d.Pengujian Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil
Pada tahap ini, tes substantif seperti menghitung persediaan fisik, melakukan konfirmasi utang, dan melakukan perhitungan ulang pada aktiva tetap perusahaan dilakukan untuk mengetahui pendekatan apa yang digunakan.
e.Penyelesaian / Pengakhiran Audit
Tahap terakhir audit sistem informasi melibatkan beberapa tes tambahan atas bukti yang ada untuk menghasilkan laporan. Ruang lingkup audit lebih fokus pada sumber daya informasi yang tersedia seperti aplikasi, infrastruktur, personil, dan informasi.
Jenis Audit Sistem Informasi
a.Audit Laporan Keuangan adalah salah satu jenis audit sistem informasi yang paling umum. Audit ini dilakukan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan telah disajikan secara akurat, adil, dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Tujuan dari audit laporan keuangan adalah untuk memberikan keyakinan kepada pengguna laporan keuangan bahwa laporan tersebut dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Audit laporan keuangan melibatkan pengujian dokumen dan catatan keuangan, serta pengumpulan bukti-bukti pendukung untuk memastikan bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Audit laporan keuangan biasanya dilakukan oleh auditor eksternal yang independen dan memiliki keahlian khusus dalam bidang audit dan akuntansi.
b.Audit Operasional (Operational Audit) adalah suatu jenis audit pada aplikasi komputer yang terdiri dari tiga jenis, yaitu:
- Post implementation Audit (Audit setelah implementasi) Audit ini dilakukan untuk memeriksa apakah sistem aplikasi komputer yang telah diimplementasikan pada suatu organisasi atau perusahaan telah efektif sesuai dengan kebutuhan pengguna dan telah dijalankan dengan sumber daya yang efisien. Auditor mengevaluasi apakah sistem aplikasi tertentu perlu dimodifikasi atau bahkan dihentikan karena sudah tidak sesuai kebutuhan atau mengandung kesalahan.
- Concurrent Audit (Audit secara bersama) Audit ini dilakukan oleh auditor yang menjadi anggota dalam tim pengembangan sistem. Mereka membantu tim dalam meningkatkan kualitas pengembangan sistem yang dibangun oleh para sistem analis, desainer, dan programmer dan akan diimplementasikan. Auditor dalam hal ini mewakili pimpinan proyek dan manajemen sebagai quality assurance.
- Concurrent Audits (Audit secara bersama-sama) Audit ini dilakukan oleh auditor untuk mengevaluasi kinerja unit fungsional atau fungsi sistem informasi (pusat/instalasi komputer) apakah telah dikelola dengan baik, apakah kontrol dalam pengembangan sistem secara keseluruhan sudah dilakukan dengan baik, dan apakah sistem komputer telah dikelola dan dioperasikan dengan baik.